Inilah sebuah debat panas soal isu seputar Islam akhir-akhir ini di Indonesia. Mulai sejak tragedi aksi penentang pembakaran Alquran, sampai dengan kembali maraknya aksi teroris akhir-akhir ini. Bersama saya saat ini sudah hadir dua orang nara sumber yang akan mendiskusikan masalah ini. Untuk itu sekarang saya akan langsung menyapa mereka:
Saya:
Selamat datang Tuan Teroris. Senang sekali anda bisa meluangkan waktu sejenak dari tugasnya membom rumah saudaranya sendiri. Dan juga Pak Damai, selamat malam. Cerah sekali malam ini Pak…
Baik, kita langsung saja pada pokok persoalan. Tampaknya kejadian seperti ini terus berulang setiap sekian dekade. Padahal kita sekarang sudah berada, katakanlah di zaman yang sudah maju dari sisi ilmu dan teknologi, dimana cara berpikir rata-rata umat beragama juga sudah maju. Tapi kenapa aksi unjuk rasa dan anarkisme dari emosional keagamaan tidak pernah berhenti. Nah, gimana Pak Damai melihat persoalan ini?
Saya:
Tapi bukankah kemajuan iptek itu sebagai pemicu cara berpikir yang labih maju yang pada gilirannya juga mempengaruhi cara umat beragama dalam memahami ajaran agamanya Pak?
Saya:
Maksudnya Pak?
Saya:
Tapi itu kan hanya segelintir saja dari umat Islam yang berprilaku anarkis, kalau boleh dikatakan begitu Pak?
Saya:
Maaf e … sebentar dulu Tuan Teroris. Silahkan dilanjutkan dulu Pak Damai.
Saya:
Tapi yang anda jihadkan itu kok juga termasuk umat Islam sendiri?
Saya:
Ya tapi …
Saya:
Haha..! Tampaknya diskusi kita semakin seru ya Pak Damai dan Tuan Teroris. Tapi sayang waktu kita sudah habis. Dan mungkin diskusi kita ini lebih baik dibiarkan menggantung dari pada terlalu cepat disimpulkan. Karena besok diskusi ini masih akan kita lanjutkan. Oke Pak Damai, Tuan Teroris, terima kasih atas kehadiran anda di sini….
Demikianlah saudara pengunjung debat panas yang tidak bisa kita tuntaskan dalam waktu yang teramat singkat ini. Saya Erianto Anas, dari Stasiun Televisi Universitas Blogernas melaporkan. Terima kasih dan selamat malam!
Read more: Kenapa Umat Islam Menjadi Binatang Buas? - blogernas http://www.blogernas.co.cc/2010/10/kenapa-umat-islam-menjadi-binatang-buas.html#ixzz14dwse5fR
Saya:
Selamat datang Tuan Teroris. Senang sekali anda bisa meluangkan waktu sejenak dari tugasnya membom rumah saudaranya sendiri. Dan juga Pak Damai, selamat malam. Cerah sekali malam ini Pak…
Baik, kita langsung saja pada pokok persoalan. Tampaknya kejadian seperti ini terus berulang setiap sekian dekade. Padahal kita sekarang sudah berada, katakanlah di zaman yang sudah maju dari sisi ilmu dan teknologi, dimana cara berpikir rata-rata umat beragama juga sudah maju. Tapi kenapa aksi unjuk rasa dan anarkisme dari emosional keagamaan tidak pernah berhenti. Nah, gimana Pak Damai melihat persoalan ini?
Pak Damai:
Sebuah ironi sebenarnya. Bahwa kemajuan iptek tidak otomatis meningkatkan cara pandang umat dalam beragama. Saya:
Tapi bukankah kemajuan iptek itu sebagai pemicu cara berpikir yang labih maju yang pada gilirannya juga mempengaruhi cara umat beragama dalam memahami ajaran agamanya Pak?
Pak Damai:
Logikanya memang begitu. Tapi dalam kenyataan yang kita lihat tidak. Ada hukum terbalik. Saya:
Maksudnya Pak?
Pak Damai:
Ya… semakin maju iptek, justru semakin tinggi pula mekanisme pertahanan diri dari umat beragama. Kebetulan dalam kasus ini Islam ya.Saya:
Tapi itu kan hanya segelintir saja dari umat Islam yang berprilaku anarkis, kalau boleh dikatakan begitu Pak?
Tuan Teroris:
Kami bukan anarkis! Kami menegakkan agama Allah! Tidak sempurna Islam ka …Saya:
Maaf e … sebentar dulu Tuan Teroris. Silahkan dilanjutkan dulu Pak Damai.
Pak Damai:
Yang bertindak anarkis itu memang hanya segelintir saja dari umat Islam. Tapi yang sepaham dengan itu juga bukan sedikit. Hanya saja mereka tidak sampai mewujudkannya dalam bentuk tindakan. Dalam banyak ceramah dan kotbah agama itu juga marak di mana-mana….Tuan Teroris:
Anda salah dalam menilai. Kacamata yang anda pakai apa? Rasulullah adalah panutan dan contoh dari Islam kaffah. Bagaimana beliau dalam mengamalkan ajaran Islam, menegakkan yang ma’ruh dan mencegah yang mungkar. Sudah jelas maksiat dan penyakit masyarakat merajalela dimana-mana masak kita sebagai umat Islam tetap diam. Dimana bukti kecintaan kita pada agama Allah. Padahal sudah jelas hukumnya. Jika kalian melihat ada kemungkaran di muka bumi, cegahlah dengan tangan. Jika tidak sanggup dengan lisan. Jika masih tidak ya dengan mengutuk perbuatan itu dalam hati. Tapi ini kan sudah selemah-lemahnya iman. Dan Rasulullah juga melakukan cara yang pertama. Bagaimana beliau begitu tegarnya dengan para sahabat berjihad di medan perang dalam menegakkan agama Islam. Tapi kalau semua umat Islam hanya sekedar membenci dalam hati, maka tunggulah kehancuran Islam. Pak Damai:
Benar Nabi Muhammad berjihad di medan perang di zaman beliau. Tapi itu konteksnya kan berbeda. Islam saat itu posisinya dalam ancaman. Diburu-buru kaum kafir Quraiys. Jadi bukan asal jihad. Kalau sekarang kondisinya sudah jauh berbeda. Tidak ada umat Islam yang diganggu dalam beribadah….Tuan Teroris:
Lihat di Bosnia, di Palestina, di Irak dan masih banyak lagi. Apakah mereka tidak terancam? Apakah itu yang anda katakan situasinya sudah lain dengan zaman Rasulullah? Pak Damai:
Ya okey. Bosnia Palestina okey. Tapi konteks pembicaraan kita sekarang kan Indonesia. Yang terjadi kan semacam rasa sentimen emosional keagamaan. Anda dengan kelompok anda sedang mengekspresikan rasa keberislaman. Menurut anda itu jihad. Tapi samakah kondisinya dengan apa yang dialami Nabi Muhammad sekian abad yang silam?Tuan Teroris:
Mau sampai kapanpun yang namanya maksiat tetap maksiat. Kemungkaran tetap saja kemungkaran. Walaupun bentuknya berbeda-beda. Dan selaku umat Islam yang mengaku beriman, kita harus mencegahnya.Pak Damai:
Tapi umat lain, bahkan rata-rata yang banyak menjadi korban justru umat Islam juga, kan tidak mengganggu kita dalam beribadah…Tuan Teroris:
Tidak cukup itu yang dijadikan dasar. Itulah pandangan Barat yang sudah menjangkiti cara berpikir umat Islam yang semakin merajalela sekarang ini. Demokrasi, HAM. Humanisme. Itu Negara yang memprakarsainya sendiri sama sekali tidak HAM. Bahkan terang-terangan melanggar HAM. Pak Damai:
Itu konteksnya sudah politik. Sudah banyak kepentingan yang carut marut di dalamnya. Tidak murni agama lagi. Justru agama jadi korban. Jadi tumbal. Terutama Islam. Tapi umat Islam sendiri juga ikut terlibat dalam membangun opini internasional bahwa Islam memang bukan agama yang sejuk damai. Tapi agama perang. Agama yang menebar kebencian.Tuan Teroris:
Maaf. Kalau saya boleh Tanya, anda Islam apa bukan?Pak Damai:
( … tersenyum)Tuan Teroris:
Jika anda memang Islam kenapa anda bersikap plin plan. Inilah suatu gejala baru di kalangan um ….Saya:
Ehm! Haha… okey. E .. Tuan Teroris. Bisa dijelaskan kenapa anda begitu terdorong untuk melakukan, katakanlah jihad gitu ya?Tuan Teroris:
Bukan katakanlah.. tapi ini memang jihad. Dalam Islam yang hak dan yang batil itu sudah jelas. Alquran itu hudan. Pembeda. Jadi tidak ada istilah ini jihad apa bukan. Ini jihad! Fisabilillah. Allahu Akbar. Untuk menegakkan agama Allah. Belum sempurna iman seseorang sebelum dia mengislamkan saudaranya sendiri…Saya:
Tapi yang anda jihadkan itu kok juga termasuk umat Islam sendiri?
Tuan Teroris:
Memang KTPnya Islam. Tapi mereka tidak mengamalkan Islam. Tidak menjalankan syariat Islam. Hukum dan politik semuanya dicemari dengan paham sekuler. Agama dipinggirkan. Saya:
Ya tapi …
Pak Damai:
Sebenarnya ini kan persoalan sosial kemasyarakatan. Bukan masalah privat lagi. Dimana setiap umat Islam sudah bebas beribadah dalam kesunyiannya masing-masing. Cuma benturan dalam sosial kemasyarakatan tentu tetap ada. Karena umat dari agama lain juga menyuarakan aspirasinya. Termasuk juga paham lain yang bukan atas nama agama.Tuan Teroris:
Itu yang berbahaya! Tidak lagi jelas mana yang hak dan mana yang batil. Semuanya sudah dibikin abu-abu ….Pak Damai:
Tapi kondisi seprti ini juga terjadi kok di zaman Nabi. Piagam Madinah itu kan ibarat Pancasila oleh kita di sini. Umat beragama lain dilindungi kok di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad. Hanya saja mereka diwajibkan membayar pajak istilah kita sekarang. Tuan Teroris:
Itu benar. Okey. Tapi beliau Nabi. Utusan Tuhan. Tidak mungkin beliau akan salah dalam menjalankan pemerintahan Islam waktu itu. Beliau tahu mana yang hak dan mana yang batil. Lha kalau sekarang? Itu hanya dikutip untuk membenarkan segala maksiat. Agar bebas menuruti hawa nafsu …Pak Damai:
Maaf, anda melihat segala sesuatu terlalu ekstrem. Itu hanya kesimpulan yang anda tarik sendiri..Tuan Teroris:
Bukan kesimpulan. Ini fakta di lapangan. Apa anda tidak melihatnya? Apa yang terjadi di segenap lapisan kehidupan sekarang. Mulai dari lembaga kecil sampai ke gedung DPR. Belum lagi maksiat di tempat-tempat hiburan.Pak Damai:
Ya tapi anda kan tidak harus menempuh cara seperti ini untuk mengajak mereka sadar. Kan ada banyak cara lain yang tidak menimbulkan banyak gejolak dan kerugian. Itu sekian korban yang tidak berdosa bagaimana anda memandangnya?Saya:
Haha..! Tampaknya diskusi kita semakin seru ya Pak Damai dan Tuan Teroris. Tapi sayang waktu kita sudah habis. Dan mungkin diskusi kita ini lebih baik dibiarkan menggantung dari pada terlalu cepat disimpulkan. Karena besok diskusi ini masih akan kita lanjutkan. Oke Pak Damai, Tuan Teroris, terima kasih atas kehadiran anda di sini….
Demikianlah saudara pengunjung debat panas yang tidak bisa kita tuntaskan dalam waktu yang teramat singkat ini. Saya Erianto Anas, dari Stasiun Televisi Universitas Blogernas melaporkan. Terima kasih dan selamat malam!
Read more: Kenapa Umat Islam Menjadi Binatang Buas? - blogernas http://www.blogernas.co.cc/2010/10/kenapa-umat-islam-menjadi-binatang-buas.html#ixzz14dwse5fR